Kamis, 21 April 2016

Doa Pilihan

1. Doa untuk Menarik Rizqi dari Setiap Penjuru

Artinya: "Wahai Allah limpahkanlah rahmat atas junjungan kita Nabi Muhammad Saw; sebanyak aneka rupa rizqi. Wahai Dzat Yang Maha Meluaskan rizqi kepada orang yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. Luaskan dan banyakanlah rizqiku dari segenap setiap penjuru dan perbendaharaan rizqi-Mu tanpa pemberian dari makhluk, berkat kemurahan-Mu jua. Dan limpahkanlah pula rahmat dan salam atas dan para sahabat beliau. "
Penjelasan :
Doa ini dibaca setiap selesai melaksanakan shalat lima waktu minimal 7 kali. Khasiatnya, untuk menarik rizqi agar tetap mengalir pada kita.
2. Doa untuk Mendapatkan Rizqi yang Halal
Artinya: "Wahai Allah, wahai Dzat Yang Maha Kaya, wahai Dzat Yang Maha Terpuji, wahai Dzat Yang memulai, wahai Dzat Yang Mengembalikan, wahai Dzat Yang Maha Penyayang, wahai Dzat Yang Maha Mencintai. Cukupilah kami dengan kehalalan-Mu dari keharaman-Mu. Cukupilah kami dengan anugerah-Mu dari selain Engkau. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad Saw. keluarga dan sahabat beliau."
Penjelasan :
Doa ini dibaca setiap selesai melaksanakan shalat jumat minimal 3 kali. Khasiatnya, Insya Allah akan dilimpahkan dari harta yang halal. Bahkan sebagian ulama berpendapat, barangsiapa mendawamkan (membiasakan) membaca doa ini setelah sahalat fardhu, maka Allah akan menjamin menjadikan padanya orang kaya di antara orang-orang kaya lainnya
3. Doa unluk memudahkan mata pencaharian
Artinya: "Dengan nama Allah, semoga Engkau menjaga diri kami, harta kami dan agama kami. Wahai Allah, ridhailah kami dari ketetapan-Mu dan berilah berkah kepada kami pada segala apa yang telah Engkau putuskan sehingga kami Tidak suka apa yang Engkau mempercepatkan apa yang Engkau akhirkan dan tidak pula menyukai mengakhirkan apa yang, Engkau cepatkan. "
Penjelasan:
Doa ini dihaca ketika kita kesulitan mencari mata pencaharian. Insya Allah bila kita mendawamkannya, maka apa yang kita cari akan datang dengan tidak diduga sebelumnya
4. Doa akan masuk dan ketika berada ditempat yang anker
Artinya: "Apakah engkau mencari agama selain agama Allah ? Padahal semua yanga da di langit dan di bumi telah tunduk kepada-Nya, baik secara sukarela maupun secara paksa. Dan kepada-Nyalah mereka akan dikembalikan. "
Penjelasan:
Ayat Al-Quran sekaligus doa ini dibaca ketika akan atau sedang berada ditempat yang menurut kita anker (tempat yang menyeramkan). Insya Allah kita akan terjaga dari syaithan-syithan atau makhluk-makhluk yang ada di tempat tersebut.
5. Doa ketika sakit dan merajah orang sakit
Artinya: "Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakit. Sembuhkanlah, Engkaulah penyembuh. Tak ada penawar selain dari penawar-Mu, penawar yang menghabiskan sakit dan penyakit. "
Penjelasan:
Doa ini dibaca 3 kali, kemudian menyapukannya kepada badan orang sakit dengan tangan kanan, atau ketika kita menyapu badan orang sakit. Hal ini dilakukan Nabi Saw. ketika salah seorang keluarganya sakit. (HR. Al-Bukhârî dan Muslim).
Artinya: "Hilangkanlah penyakit wahai Tuhan segala manusia. Di tangan-Mu kesembuhan. Tak ada yang menghilangkan penyakit, selain dari pada-Mu sendiri."
Penjelasan:
Doa ini merupakan salah satu doa yang dibaca Nabi Saw. untuk menangkal para istrinya yang sakit, yaitu dengan menyapu badannya.
Artinya: "Wahai Tuhanku, Tuhan segala manusia yang menghilangkan penyakit, sembuhkanlah, Engkau pe-nyembuh. Tak ada yang menyembuhkan selain dari Engkau, sembuh yang tidak meninggalkan sakit lagi. "
Penjelasan:
Begitu juga doa ini dibaca Nabi Saw. untuk menangkal para isterinya yang sakit.
Artinya: "Ya Tuhanku sembuhkanlah ... (disebut nama orang yang sakit)..."
Penjelasan:
Doa ini juga baik dibaca ketika kita mengunjungi orang sakit. Hal ini dilakukan Nabi Saw. ketika mengunjungi Sa'îd bin Abî Waqash ra.
Artinya: "Saya memohon kepada Allah yang Maha Besar, Tuhan yang mempunyai 'Arasy yang besar, akan menyembuhkan engkau. "
Penjelasan :
Doa ini dibaca ketika kita berada disisi orang yang sakit. Nabi Saw. bersabda: "Barangsiapa mengunjungi orang sakit yang belum datang ajalnya, seraya membaca doa ini 7 kali disisinya orang sakit itu, maka Allah menyembuhkan penyakitnya. " (HR. Abû Dâud dan Al-Turmudzî)
Artinya: "Dengan nama Allah, saya jampikan engkau dari segala sesuatu yang menyakiti engkau, dari kejahatan segala jiwa atau mata pendengki. Tuhan menyembuhkan engkau Dengan nama Allah saya menjampikan engkau. "
Penjelasan:
Doa ini dibaca ketika kita sedang sakit. Hal ini pula yang dilakukan malaikat Jibril kepada Nabi Saw. ketika sedang sakit. Imam Muslim meriwayatkan, pada suatu waktu Jibril datang kepada Nabi Saw., dan bertanya kepada Nabi Saw.: "Ya Muhammad, apakah engkau merasa sakit? Nabi Saw. rnenjawab: benar. Maka jibril pun mengucapkan doa ini terhadap Nabi.
Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha pemurah lagi Maha penyayang. Saya lindungkan engkau dengan Allah yang Esa, yang di tuju oleh makhuk, yang tiada beranak dan tiada diperanakkan dan tak ada seseorang yang sebanding dengan Dia dari kejahatan yang engkau deritai."

Penjelasan:
Doa ini juga salah satu doa yang dibaca ketika kita mengunjungi orang sakit, atau ketika kita sedang sakit. Ibnu Sunnî meriwayatkan, pada suatu waktu Nabi mengunjungi Utsman bin Affan yang sedang sakit, kemudian beliau membaca ta'awudz ini terhadap Utsman, seraya berkata: "Ya Utsman, berlindung dirilah engkau dengan kalimat-kalimat ini."
Artinya: "Dengan nama Allah yang Maha pemurah lagi Maha Penyayang. Dengan nama Allah yang Maha Besar, kami berlindung dengan Allah dari kejahatan peluh yang mendidihkan darah dan dari kejahatan kepanasan neraka. "
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah (tiga kali). Saya berlindung dengan kebesaran Allah dan kekuasaan-Nya dari kejahatan api yang aku derita dan aku khawatirkan (dibaca tujuh kali). "
Penjelasan:
Doa ini dibaca ketika kita sedang sakit. Yaitu, tangan kita letakan pada badan yang sakit kemudlan memhaca doa ini.
Artinya: "Tidak ada Tuhan yang disembah melainkan Allah, Allah itu Maha besar. Tidak ada Tuhan melainkan Allah sendiri-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Tidak ada Tuhan melainkan Allah, bagi-Nyalah pemerintahan dan kerajaan, dan bagi-Nyalah segala puJi, Tidak ada Tuhan melainkan Allah. Tidak ada daya upaya dan tidak ada tenaga kekuatan melainkan dengan Allah. "
Penjelasan:
Nabi bersabda: "Barangsiapa yang sakit dan mem-banyakan dzikir ini dalam sakitnya, kemudian mati, tiadalah ia dimakan oleh api neraka. "
Artinya: "Tuhanku, tolonglah aku terhadap kesukaran-kesukaran mati dan kemabukan-kemabukan mati. "
Penjelasan :
Doa ini dibaca ketika sakit kita sudah akut, dan sudah tidak bisa lagi diobatinya.
Nabi melakukan hal ini, sebagaimana diriwayatkan At-Turmudzî dan Ibnu Majah. Yaitu, ketika Nabi Saw. sakit pada akhir umurnya, kemudian Nabi Saw. memasukan tangannya ke dalam gelas yang berisi air yang terletak disisinya; dan air itu beliau sapukan ke mukanya yang mulia seraya membaca doa ini. "

Sholawat Syekh Abdul Qodir Al-jailani

ALLAHUMMA SHALLI ALAA SAYYIDINA MUHAMMADIS SABIQI LILKHALQI NUURUH. WAROHMATULIL ALAMIINA DZUHUURUH. ADADAMAN MADHOO MINKHALQIKA WA MAN BAQIYA WA MAN SAIDA MINHUM WA MAN SYAQIYA. SHOLATAN TASTAGHRIQUL ADDA WATAKHIIDU BILKHOLDII SHOLAATAL LA GHOYATALAHA. 

“Ya Allah, limpahkanlah sholawat kepada Sayyidina Muhammad yang cahayanya telah mendahului penciptaan makhluk, dan kemunculannya merupakan rahmat bagi semesta alam, sebanyak jumlah makhluk-MU yang lalu maupun yang akan datang serta yang berbahagia di antara mereka maupun yang celaka, dengan sholawat yang menghabiskan segala hitungan dan meliputi segala batasan, dengan sholawat yang tidak akan habis, berakhir dan selesai”

Sholawat Badawi Kubro

Allohumma sholli wasallim wabaarik ‘alaa sayyidinaa wamawlaanaa Muhammadin syajarotil ashlin nuuroo niyyati
walam ‘atil Qob dhotir rohmaaniyyati shuurotil jismaaniyyati wa ‘ma’ dinil asroorir robbaa niyyati wa khozaaa-inil ‘uluumil ishthifaa-iyyati shoohibil Qobdhotil ashliyyati walbaH jatis saniyyati warrutbatil ‘aliyyati manin darojatin nabiyyuuna tahta liwaa-iHi faHum minHu wa-ilayHi washolli wasallim wabaarik ‘alayHi wa ‘alaa aaliHii wa shohbiHii ‘adada maa kholaQta wa rozaQta wa amatta wa ahyayta ilaa yawmi tub ‘a tsu man afnayta wasallim tasliimaan ka tsiiroo walhamdulillaaHi robbil ‘aalamiin.

“Ya Allah limpahkanlah rahmat, keselamatan dan keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad s.a.w., sebagai sumber cahaya, sebagai genggaman kesayangan yang berkilauan, sebagai manusia yang paling utama, semulia-mulia jasad, tambang rahasia ketuhanan dan khazanah ilmu-ilmu yang terpilih dan suci. Pemilik genggaman yang asli, yang gemilang dan kedudukan yang tinggi di mana kenabian berlangsung di bawah panjinya. Maka mereka adalah di bawah perintahnya. Rahmatilah dan karuniakanlah kesejahteraan dan keberkatan ke atasnya, ahli keluarganya dan para sahabatnya sebanyak bilangan barang apa yang telah Engkau ciptakan, yang Engkau karuniakan rezeki, yang Engkau matikan dan hidupkan hinggalah ke hari di mana Engkau bangkitkan orang yang telah Engkau matikan. Karuniakanlah kesejahteraan ke atasnya dengan kesejahteraan yang sebanyak-banyaknya dan segala pujian milik Allah SWT

BELAJAR HURUF HIJA'IYAH


Angka numerik sehubungan dengan unsur kimiawi yang terdapat dialam semesta ini.Dalam ilmu kimia setiap atom/unsur mempunyai nilai numerik masing-masing yang berfungsi membentuk ikatan senyawa dengan unsur kimiawi lainnya.












 Sekarang kita coba menghitung numerik dari lafadz  ALLAH seperti pada gambar dibawah ini:




Dari Gambar diatas:  ALIF  NILAI NUMERIKNYA 1
                                        LAM  NILAI NUMERIKNYA  23
                                        LAM  NILAI NUMERIKNYA  23
                                        HA     NILAI NUMERIKNYA  27 

Bila dijumlahkan    : 1+23+23+27= 74,  kemudian dijumlahkan 7+4= 11 ----> 1+1= 2

Korelasi dengan ayat Al-Qur'an bisa kita lihat dalam surat MUHAMMAD 

Nomor surat Muhammad adalah surat ke-47-----> 4+7 = 11
Sedangkan jumlah ayatnya adalah   38          -----> 3+8 = 11

Masih banyak lagi contoh-contoh yang bisa dicari dan dipelajari dari nilai numerik ini yang berhubungan dengan ayat-ayat Al-Qur'an maupun di dalam kehidupan.
 
 
 
 


Salah satu pembahasan yang terpenting dalam kajian Metode Struktur dan Format Al Quran adalah struktur abjad (huruf hijaiyyah).

Struktur huruf menurut prespektif kajian ini merupakan representasi dari organ atau titik-titik (sub struktur) dalam tubuh manusia secara fisik namun lebih lengkap dan detil dibandingkan dengan struktur 'ain. Karena struktur 'ain hanya representasi dari organ-organ vital manusia.

Pada awalnya, pemaknaan masing-masing huruf menjadi sebuah representasi dari organ tertentu, menggunakan pendekatan mistis, tetapi kemudian dikembangkan dan diterapkan sehingga bersifat empiris.



Riwayat Sejarah

1. Dari Abdurrahman bin Usman, dari Qasim bin Asbagh, dari Ahmad bin Zuhair, dari al Fadl bin Dakkin, dari Wail dari Jabir dari Amir dari Samurah bin Jundab, ia berkata: "Saya telah melakukan pengkajian terhadap asal muasal tulisan Arab. Saya temukan tulisan Arab telah ada dan digunakan suku Al Anbar sebelum suku Hiyarah mempergunakannya”.

2. Dari Ibnu Affan dari Qasim dari Ahmad dari az Zubair bin Bakkar, dari Ibrahim bin al Mundzir, dari Abdul Aziz bin lmran, dari Ibrahim bin Ismail bin Abi Hubaib dari Dawud bin Husain dari lkrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata: "Orang yang pertama kali mengucapkan bahasa Arab dan membuat tulisan lafalnya adalah Ismail bin Ibrahim."

3. Dari Ahmad bin Ibrahim bin Faras Al Makky, dan Abdurrahman bin Abdullah bin Muhammad, dari kakeknya, dari Sufyan bin 'Uyainah dari Mujalid, dari as Sya'by, ia berkata: "Kami ditanya orang-orang muhajirin: "dari mana kalian belajar menulis? Kami menjawab: "dari penduduk suku Hiyarah. Kemudian orang-orang Muhajirin mengklarifikasi berita itu kepada penduduk Hiyarah. Mereka bertanya: "Dari mana kalian belajar menulis? Penduduk suku Hiyarah menjawab: "Kami belajar dari: suku Anbar".


Abu 'Amr mengatakan: "Dalam kitab Muhammad bin Sahnun terdapat riwayat sebagai berikut: Dari Abul Hajjaj yang mempunyai nama asli Sakan bin Tsabit berkata: dad. Abdullah bin Farukh dari Abdur Rahman bin Ziyad bin An'am al Mu'afiry dari ayahnya Ziyad bin An'am ia berkata: "saya berkata kepada Abdullah bin Abbas: "Wahai suku Quraisy, apakah kalian pada zaman jahiliyyah menulis dengan tulisan Arab seperti ini, kalian menggabungkan huruf tertentu dan memisah huruf tertentu, ada alif, lam, mim, syakl, qath' dan lain-lain sebelum Allah mengutus Nab' SAW?" 

Ia menjawab: “ya”, 

Lalu aku berkata: ‘Siapa yang mengajari kalian menulis?”.

Ia menjawab: “Harb bin `Umayyah”.

Aku bertanya lagi: "Lalu siapa yang mengajari Harb bin Umayyah?”.

Ia menjawab: “Abdullah bin Jud'an”.

Aku bertanya lagi: “Siapa yang mengajari Abdullah bin Jud'an?”.

Ia menjawab: "Penduduk Al Anbar".

Aku bertanya lagi: “Siapa yang mengajari penduduk Al Anbar?”. 

Ia menjawab: “Seseorang yang datang dari tanah Yaman, dari suku Kindah”.

Aku bertanya lagi: “Lalu siapakah yang mengajarkan seseorang tersebut?”.

Ia menjawab: "Al Juljan bin Al Muhim, ia adalah sekretaris nabi Hud as untuk menuliskan Wahyu dari Allah SWT."



Dari Ibnu Affan, dari Qasim, dari Ahmad bin Abi Khaitsamah ia berkata: "Huruf Hijaiyyah berjumlah 29 huruf, semua lafal dan tulisan Arab tidak bisa lepas dari huruf tersebut."

Dari Ibrahim bin Al Khattab al Lama'iy, dari Ahmad bin Khalid, dari Salamah bin Al Fadl, dari Abdullah bin Najiyah dari Ahmad bin Musa bin Ismail al Anbary dari Muhammad bin Hatim Al Muaddib dari Ahmad bin Ghassan dari Hamid bin Al Madainy dari Abdullah bin Said, ia berkata: “Telah sampai kepada kita sebuah riwayat bahwa ketika huruf-huruf Mu'jam yang berjumlah 29 menghadap Yang Maha Pengasih, huruf Alif merendahkan diri dihadapan-Nya. Allah terkesan dengan sikap rendah hatinya, lalu Dia menjadikan alif sebagai awalan dari nama-Nya (Allah)”.

Abu Amr berkata: “Sebagian ahli bahasa mengatakan alasan alif menempati urutan pertama karena alif merupakan representasi dari hamzah yang menjadi awal kalimat, alif layyinah, dan hampir semua hamzah.”

Kemudian alif hanya menjadi awal kalimat tatkala huruf yang lain yaitu wawu dan yaa ikut merepresentasikan dirinya yang pada keadaan yang lain berbentuk hamzah di tengah dan di akhir.

Abu Amr berkata “Alasan kenapa setelah huruf alif adalah huruf baa, taa, tsaa adalah karena huruf tersebut adalah huruf yang paling banyak menyerupai huruf yang lain, di mana jika huruf yaa dan nuun terletak pada awal kalimat atau di tengah kalimat maka akan menyerupainya sehingga kalau di jumlah ada 5 huruf yang berkarakter sama. Oleh karena itu untuk mengantisipasi dan mencari jalan keluamya adalah dengan mendahulukan urutannya. Kemudian urutan setelah baa, taa, tsaa adalah jiim, haa, khaa."

Tertib urutan huruf yang serupa (mutasyabihat) dan Mazdujat (dal, dzal, ra' dan lain-tain) adalah sesuai dengan sedikit atau banyaknya frekwensi dipergunakan dalam percakapan. Jadi semakin depan urutannya, semakin banyak digunakan dalam percakapan. Kecuali untuk huruf nun dan yaa sekalipun kedua huruf tersebut diakhirkan namun ia mempunyai derajat yang sama dengan huruf yang menempati urutan di depan karena huruf yang menyerupai karaktemya telah di tempatkan di depan (ba, ta, tsa).

Selanjutnya Abu Amr mengatakan diantara huruf ada juga yang tidak bisa disambung dengan huruf yang lain setelahnya. Jumlahnya ada 6 yaitu : alif, dal, dzal, ra, za, dan wawu.

Alasan kenapa huruf tersebut tidak bisa disambung dengan huruf yang lain juga sama dengan di atas yaitu untuk menghindari keserupaan antar huruf. Andaikata alif bisa disambung dengan huruf lain setelahnya, akan serupa dengan huruf lam, dan wawu akan sama dengan huruf fa dan qaf, dan dal, dzal, ra, za akan sama dengan yaa dan ta.

Alasan lain yang dikemukakan Abu Amr tentang rahasia di balik urutan huruf hijaiyyah adalah: Alif menempati urutan pertama karena dua alasan yaitu berdasarkan Khabar (tentang sikap rendah diri Alif di hadapan Allah) dan Nadzar (pernyataan ahli bahasa yang telah dijelaskan di atas).

Selain itu karena Alif menjadi awal dari ayat surat Al Fatihah yang merupakan induk Al Quran dan karena seringnya digunakan dalam tulisan dan percakapan.

Bisa disimpulkan huruf alif adalah huruf yang hampir seluruh kata tidak bisa dan tidak mungkin terlepas darinya dan paling banyak diulang dan digunakan dalam percakapan.

Kemudian huruf setelah alif adalah huruf baa, taa, tsaa. Oleh karena ketiga huruf tersebut yang terbanyak mempunyal karakter yang sama maka tradisi pun mengikutinya untuk menulisnya setelah alif.

Alasan kenapa huruf ba terletak setelah huruf alif adalah karena huruf ba menjadi awal dari Basmalah setelah sebelumnya huruf alif menjadi awal Ta'awwudz. Selain itu, ba menempati urutan kedua setelah alif dalam rumusan huruf Arab (hija) kuno yaitu lafal AB' JADIN.

Alasan lain yaitu karena ba bertitik satu, ta bertitik dua, dan tsa bertitik tiga. Jadi sesuai dengan urutan angka. Oleh karena itu ba menempati urutan pertama, ta kedua dan tsa ketiga.

Ada juga yang mengatakan alasannya adalah karena sedikit atau banyaknya frekwensi penggunaannya dalam kalimat sehingga yang didahulukan adalah yang paling banyak frekwensinya.

Kemudian huruf jim, ha, dan kha. Ketiganya paling banyak mempunyai karakter dibanding huruf yang lain. Alasan setelah tsa dan jim adalah karena bersambungnya huruf jim setelah ba pada lafal ABI JAD.

Selain itu ha diletakkan sebelum kha karena sesuai dengan urutan makhraj (tempat keluarnya huruf) dimana huruf ha keluar dari tengah tenggorokan dan kha dari tenggorokan bagian atas. Sehingga ha diletakan lebih dulu dari kha.

Setelah itu huruf dal dan dzal. Keduanya berkarakter sama. Dal ditempatkan lebih dulu karena terletak setelah huruf jim pada lafal ABI JAD.

Kemudian ra dan za. Keduanya juga mempunyai karakter sama. Semua huruf yang berpasangan diletakkan secara berurutan dengan alasan yang sama.

Sampai disini urutan penulisan huruf hijaiyyah tidak mengalami perbedaan, baik pada penduduk Masyriq dan Maghrib.

Setelah huruf ra dan za penduduk Masyriq dan Maghrib berbeda pendapat tentang urutan huruf setelahnya. Penduduk Masyriq menulis setelah huruf ra dan za adalah sin dan syin dengan alasan za dan sin mempunyai sifat yang sama: as Shafir.

Sin terletak lebih dahulu ketimbang syin karena yang asal adalah huruf tanpa titik sehingga huruf yang sama karaktemya namun bertitik diletakkan sesudahnya. Yang asal selalu diletakkan pertama dan lebih dahulu ketimbang yang sifatnya far'i (cabang).

Setelah sin dan syin adalah shad dan dhad. Huruf ini pun berkarakter sama dan diletakkan setelah sin karena huruf shad mempunyai sifat sama dengan sin yaitu shafir dan hams.

Kemudian tha dan dza. Keduanya mempunyai karakter yang sama dan sebagaimana huruf-huruf yang lalu tha dan dza mempunyai sifat yang sama yaitu ithbaq dan isti'la.

Tha terletak lebih dahulu karena tha adalah yang asal (tanpa titik). Selain itu dalam lafal ABI JAD tha lebih dahulu.

Huruf selanjutnya adalah ain dan ghain, sebagaimana huruf-huruf Mazduj (berpasangan) yang lain. Ain didahulukan dari ghain dengan alasan Thariqul Makhraj (urutan tempat keluarnya huruf) dan Jihatul I'jam (yang tidak bertitik didahulukan).

Setelah huruf-huruf yang berpasangan adalah huruf-huruf yang terpisah (tidak berpasangan). Yaitu fa' dan qaf. Fa' dalam lafal ABI JAD ditulis setelah Ain begitu juga dengan qaf.

Kemudian huruf kaf, lam, mim, dan nun sesuai dengan urutan penulisannya dalam lafal KALAMUN. Urutan huruf tersebut juga sesuai dengan urutan tempat keluarnya huruf mulai dari tenggorokan bagian atas.

Lam diletakkan terlebih dahulu ketimbang mim dan nun karena lam sama karaktemya dengan huruf alif yang berada pada urutan pertama.

Mim terletak sebelum nun karena mim lebih dominan dan tampak dalam pengucapan, tidak seperti nun yang misalnya dengan hukum idhgham pengucapannya tidak nampak bahkan hilang (Khaisyum).

Selain itu mim sama makhrajnya dengan huruf ba yang menempati urutan kedua setelah alif dan nun akan hilang pengucapannya jika bertemu ba.

Setelah itu huruf wawu, ha, dan yaa. Wawu diletakkan lebih dahulu karena wawu mempunyai kemiripan karakter dengan huruf fa'. Ha terletak sebelum yaa karena lebih dahulu dalam lafal ABI JAD.

Ya menempati urutan terakhir dalam huruf hijaiyyah karena uniknya huruf yaa tersebut ketika terletak pada akhir kalimat berbeda dengan ketika berada di awal dan di tengah.

Penduduk Maghrib menuliskan setelah ra adalah huruf za, tha dan dza. Karena tha sama makhrajnya dengan huruf dal dan dza dengan dzal, Tha terletak sebelum dza karena alasan Plain (sama dengan argumentasi penduduk Masyriq di atas).

Kemudian kaf, lam, mim, dan nun sesuai dengan urutan lafal kalimna dan sesuai dengan lafal ABI JAD.

Setelahnya adalah shad dan dhad sesuai dengan urutan penulisan lafal setelah KALAMUN yaitu SHA'AFADHUN. Selain itu karena shad asli dan tidak bertitik. 'Ain dan ghain, fad dan qaf, sin dan syin, alasannya adalah karena masalah makhraj dan i'jam.

Terakhir adalah ha, wawu, dan yaa. Ha terletak lebih dahulu sebelum wawu dan yaa karena ha berada di awal pada Lafal HAWAZUN. Begitu juga wawu pada lafal HATHIYYUN.

Dari Ibrahim bin Khuttab, dari Ahmad bin Khalid, dari Salamah bin Al Fadl, dari Abdullah bin Najiyah, dari Ahmad bin Badil Al Ayyamy, dari Amr bin Hamid hakim kota ad Dainur, dari Farat bin as Saib dari Maimun bin Mahran, dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Segala sesuatu ada penjelasan (tafsir)nya yang diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak mengetahuinya”.


Kemudian ia menjelaskan makna dari:

ABU JAD (aba adamu at ta'ah / Adam enggan taat dan bersikukuh untuk memakan buah pohon larangan),
HAWAZUN (zalla fa hua minas samai wal ardl/ tereliminasi dari langit dan bumi),
HATHIYYUN (hutthath 'anhu khatayahu / Adam diampuni kesalahannya),
KALAMUN (akalaminas syajarah wa munna `alaihi bit taubah/ memakan buah dari pohon larangan dan dianugerahi ampunan),
SHA'AFADHUN (asha fa akhraja minan na'im ilan nakdy / ia berbuat maksiat sehingga Allah mengeluarkannya dari kenikmatan (surga) menuju kepayahan (dunia),
QURAISIYAT (aqarra bidz dzanbi fa amanal 'uqubah/ ia mengakui kesalahan- nya dan akhirnya selamat dari siksa).


Dari Abdur Rahman bin Ahmad al Harwy dalam kitabnya, dari Umar bin Ahmad bin Syahin dari Musa bin Ubaidillah dari Abdullah bin Abi Sa'id dari Muhammad bin Hamid dad Salamah bin Al fadl dad Abu Abdillah al Bajaly, ia berkata: “Abu Jad, Hawaz, Hathy, Kalamun, Sha'afadlun dan Quraisiyat adalah nama-nama raja Madyan”.

Adapun nama raja Madyan yang ada pada kisah dalam Al Quran pada zaman Nabi Syu'aib yang terkenal dengan tragedi yaumudz dzullah adalah Kalamun.

Abu Amr berkata: “Sebagian ahli nahwu mengatakan bahwa lafal Abu Jad, Hawaz, Hathiy, adalah lafal Arab seperti halnya lafal Zaid dan Amr dalam hal tashrif. Adapun Kalamun, Sha'afashun dan Quraisiyat bahasa Arab sehingga tidak bisa ditashrif, kecuali untuk fatal Quraisiyat bisa ditasrif seperti lafal Arafat dan Adzri'at”

Ibnu an Nadim pada salah satu bab berjudul Al Kalam ala al Qalamil 'Araby dalam kitab At Fihrist mengatakan: “Terdapat perbedaan pendapat tentang siapakah yang pertama kali membuat tulisan Arab”.

Hisyarn al Kalby mengatakan: “Orang yang pertama kali membuatnya adalah sebuah kaum dari Arab, 'Aribah yang singgah pada kabilah 'Adnan bin Ad. Nama-nama mereka adalah Abu Jad, Hawaz, Hathiy, Kalamun, Sha'afasadlun, Quraisat”, demikianlah menurut Ibnul Kufy.

Kemudian mereka membuat tulisan yang didasarkan kepada sama-nama mereka. Kemudian mereka menemukan huruf-huruf yang tidak ada dalam nama mereka yaitu tsaa ﺙ, khaa ﺥ, dzal, dza, syin dan ghain.
Mereka menamakan huruf-huruf ini dengan istilah ar Rawadif (yang sama). Ia berkata: “Mereka adalah nama raja-raja Madyan. Mereka binasa pada tragedi yaumudz dzullah pada zaman Nabi Syu'aib”.

Quthrub mengatakan dalam penulisan Abu tidak memakai wawu dan Jad tidak memakai alif. Ada sebagian orang yang pantang mengulang huruf yang telah disebutkan (alif).

Karena pada dasarnya penulisan wawu pada Abu dan alif pada Jad adalah sebagai penambahan dalam cara baca. Oleh karena itu bagi yang sudah tahu tidak perlu menuliskannya demi menjaga keotentikan lafal tersebut.


 
32 Huruf dalam Metode Struktur dan Format Al Quran

Orang yang pertama kali mengembangkan huruf hijaiyyah menjadi 32 huruf adalah ilmuwan muslim berkebangsaan India bemama Fadlullah Astarabadi pada akhir abad ke 14.

Sejarah membuktikan antara angka Arab dan India mempunyai kaitan erat. Misalnya angka Nol yang memungkinkan terbentuknya operasi matematika yang sangat rumit. Jauh sebelum Ilmuwan Islam mengenal nol, bangsa India telah mengenalnya sebagai "Shunya" atau kekosongan.

Dalam kajian metode struktur dan Format Al Quran, kita mengenal 32 huruf hijaiyyah. Huruf ke 31, dalam kajian ini karakter huruf lam dan alif [ﺍﻝ] yaitu huruf ke 27 dikembangkan melalui sebuah kajian yang intensif dan bersifat empiris spiritual dengan meletakan alif yang asalnya di depan menjadi di belakang dan diletakkan dalam urutan huruf ke 31.

Sedangkan huruf ke 32, Ta' marbuthah merupakan pengembangan karakter huruf Ta' maftuhah (huruf ke 3) ketika terletak di belakang kata.

Uniknya, sekalipun huruf hijaiyyah sudah dikembangkan sedemkian rupa menjadi 32 huruf tetap saja imbang. Artinya, 16 huruf mu'jam (bertitik) dan 16 huruf Ghairul Mu'jam (tanpa titik). 


Semoga bermanfaat.

BELAJAR ILMU WAFAQ

Wafaq secara harfiyah berarti جَعَلَهُ مُوَافِقًا أو مُلائِمًا yaitu menjadikan sesuatu itu selaras, cocok, sesuai, harmonis... sedangkan, secara umum Wafaq berarti suatu tulisan yang terdiri dari angka-angka dan atau huruf-huruf yang disusun secara sistematis mengikuti kaidah yang telah ditentukan untuk membentuk pola energy yang diinginkan yang dapat digunakan sebagai sarana penyembuhan, perlindungan, keselamatan, kemudahan rizki dll. sesuai keinginan si pembuat wafaq. Sebagian kita mungkin bingung dengan kerancuan istilah wafaq/wafak/awfaq/aufaq/rajah/isim/syakal/dairoh/khatim dll.. Mari kita perjelas… AWFAQ adalah bentuk jamak dari WAFAQ. Sedangkan WAFAK atau AUFAK adalah transliterasi yang salah dari WAFAQ. Seperti beberapa kasus saya temukan, ada yg menyebut HIZIB dengan HIJIB, AYAT KURSIY dengan AYAT QURSY, dll. Hati-hati… salah istilah, bisa salah makna… Sedangkan ISIM secara harfiyah berarti NAMA, banyak masyarakat menyebut JIMAT dengan ISIM. Mungkin karena didalam jimat itu tertulis nama-nama Allah, makanya disebut ISIM.. SYAKAL berarti BENTUK.. saya pribadi menyamakan istilah RAJAH dengan SYAKAL.. karena rajah dan syakal bentuknya tidak selalu terdiri dari kotak-kotak angka dan atau huruf.. terkadang berupa symbol atau gambar mistik. DAIROH biasanya berbentuk lingkaran, juga dipenuhi dengan huruf-huruf dan angka-angka atau kalimat-kalimat suci. Sedangkan KHATIM berarti cincin, biasanya bentuknya tidak rumit, tetapi menjadi faktor kunci untuk mengakses energynya.. biasanya ditatah pada perak, tembaga atau bahan logam lainnya dan dijadikan cincin. OK, setelah kita mengerti apa wafak itu, sekarang kita mempersiapkan diri kita untuk mempelajari ilmu wafak ini lebih dalam.. Ilmu wafaq pada prakteknya akan berhubungan dengan tulis-menulis atau gambar menggambar.. seluruh komponen yang berhubungan dengan hal tersebut akan mempengaruhi pola energy yang akan terbentuk. Komponen-komponen tersebut biasanya terdiri dari: * Jenis pena * Jenis tinta * Jenis objek penulisan (kertas/logam/kulit dll.) * Kalimat/angka/huruf yang dituliskan * Cara penulisan (memutar, persegi, matematikal dll) * Waktu/saat penulisan dilakukan (bulan/hari/ jam tertentu, dibawah rasi bintang tertentu, teknik nafas tertentu dll) * Arah hadap penulisan (barat, timur, utara, selatan, qiblat dll.) * Jenis bukhur untuk mengasapi wafaq * Serta kemampuan pembuat wafaq dalam men-charge dan mengkunci energy kedalam wafaq. Bagi seorang master ilmu wafaq / ilmu rajah, seluruh komponen itu diperhitungkan masak-masak untuk membentuk suatu pola tertentu untuk keperluan tertentu.. semakin lengkap dan tepat komponennya, maka akan semakin fokus dan semakin kuat daya pengaruh wafaq/rajah nya. Bagi beberapa master lain, mereka sudah tidak terikat lagi pada aturan-aturan baku dalam penulisan rajah/wafaq, mereka akan kontak dengan ruh orang yang meminta wafaq dan sang master akan menangkap getaran ruh tersebut yang kemudian akan ia cari getaran di dimensi tinggi yang sesuai untuk memecahkan problem orang tadi, setelah dapat getarannya, sang master akan mengubah getaran tadi menjadi gerakan dan gerakan tadi tertuang dalam tulisan rajah yang ia buat.. secara lahiriah mungkin tidak bisa terbaca oleh orang awam, terlihat seperti coretan asal-asalan saja.. tetapi sesunggunya ia mengandung energy yang tepat dan sesuai untuk memperbaiki ‘ketidakselarasan’ yang dialami oleh orang yang meminta wafaq tadi.. Tentu saja bagi kita yang ingin mempelajari ilmu wafaq tidak mesti langsung menguasai semua komponen diatas,, olehkarena nya, dibuatlah tingkatan2 dalam mempelajari ilmu wafaq dari BASIC sampai ADVANCED. Dalam level basic/dasar, kita akan membahas hal-hal yang fundamental dahulu, yang paling penting. Kita tidak akan membahas masalah aturan falakiyyah, pemilihan tinta, pena, media, serta bukhur yang rumit. Mungkin dibahas tetapi sekilas saja.. Ada 2 hal DASAR yang harus dikuasai oleh seseorang yang berniat mempelajari ilmu wafaq, yaitu: 1. Harus bisa baca dan tulis huruf dan angka arab 2. Harus hafal kaidah abjadiyyah Apa yang dimaksud dengan KAIDAH ABJADIYYAH? kaidah abjadiyyah adalah urut-urutan huruf dalam bahasa arab. Urut-urutan huruf ini berbeda dengan apa yang sekarang dikenal oleh masyarakat umum... kebanyakan orang memakai urut-urutan huruf arab sebagai berikut: ALIF-BA-TA-TSA-JIM dst... kita dalam ilmu hikmah, memakai kaidah urut-urutan yang sudah berusia sangat tua... yaitu "kaidah abjadiyyah" yang biasa dihafal dengan sebutan berikut:

ABAJADUN HAWAZUN HATHOYA KALAMANUN SA'A-FA SHUN QOROSYUN TA TSA KHO DZUN DLO ZHO GHUN nah, sampai sini, silahkan dihafalkan dulu kaidah abjadiyyah nya... HARUS BENAR-BENAR HAFAL... tidak hanya hafal bunyinya saja, tetapi hafal penulisannya juga.... saya wanti-wanti nih, soalnya klo ga hafal kesananya bakal kesulitan bener deh... OKE?

Jadinya akan seperti gambar dibawah ini…

 KAIDAH ABJADIYYAH yang sudah dihafal sebelumnya, sambil ditulis hurufnya satu persatu diatas angka yang sudah tersedia… Contoh: A ditulis diatas angka 1 BA ditulis diatas angka 2 JA ditulis diatas angka 3 DUN ditulis diatas angka 4 dst.. maka anda akan mendapatkan sebuah kaidah abjadiyyah yang lengkap dengan nilai-nilai pada masing-masing hurufnya, seperti gambar dibawah ini:
jadi, mulai saat ini silahkan berlatih menuliskan angka dan bunyi KAIDAH ABJADIYYAH sampai terbentuk rumus yang sempurna seperti diatas. Dan, rumus itu akan selalu kita buat sebelum membuat wafaq kedepannya… ************************ Gimana? Sudah bisa bikin rumus KAIDAH ABJADIYYAH dengan benar? Klo sudah, mari kita lanjutkan pelajarannya… Setelah kita membuat rumus kaidah abjadiyyah yang benar, kita dapat mempergunakan rumus ini untuk menghitung nilai suatu nama, suatu kata, suatu kalimat, ataupun suatu ayat, suatu surat, bahkan satu alquran! Klo udah tau jumlah nilai dari suatu nama atau suatu ayat fungsinya untuk apa? Salah satunya adalah untuk membuka tabir mistik dari ayat tersebut… Bingung? Langsung aja kita aplikasikan supaya ndak bingung ya… Sekarang coba kita pilih suatu nama suci yang diyakini memiliki energy… hmmm… kita ambil saya dari asma-ul husna… misalnya AL-LATHIF.. Jika ditulis dalam huruf arab seperti ini: اللطيف Sekarang kita buang Alif Lam awal pada kata AL-LATHIIF tadi, jadi yang kita ambil adalah kata dasar nya.. menjadi seperti berikut: ل ط ي ف Nah, sekarang kita lihat kembali rumus KAIDAH ABJADIYYAH, lihat huruf LAM nilainya berapa? Huruf THO nilainya berapa? Huruf YA nilainya berapa? Huruf FA nilainya berapa? Dari tabel Kaidah abjadiyyah didapatkan: Lam bernilai 30 Tho bernilai 9 Ya bernilai 10 Fa bernilai 80 (tulis nilai-nilai ini dibawah huruf yang bersangkutan) sehingga total jumlah nilai asma tersebut adalah 30+9+10+80=129... inilah rahasia kenapa asma "yaa lathiif" secara masyhur dibaca 129 kali... para ulama dan para wali terdahulu menghitungnya berdasarkan Kaidah Abjadiyyah dan diajarkan kepada murid-muridnya untuk dibaca sejumlah nilai asma’nya.. OK, kita coba lagi dengan contoh selanjutnya: Sekarang kita ambil kalimat LAA ILAAHA ILLA ALLAH, yang jika dituliskan kedalam bahasa arab menjadi: لا إله الاّ الله Kemudian kita pisah-pisahkan tiap huruf nya agar memudahkan menghitungnya: ل ا إ ل ه ا ل ا ا ل ل ه Kemudian tuliskan nilai huruf tepat dibawah huruf yang bersangkutan, lalu jumlahkan, seperti gambar dibawah ini:
Jadi, berdasarkan Kaidah Abjadiyyah, nilai daripada kalimat Laa Ilaaha Illa Allah itu adalah 165… inilah rahasia kenapa para Syeikh Tariqah mewajibkan minimal 165 kali dalam mewiridkan kalimat Laa Ilaaha Illa Allah tersebut… asal mula nilainya muncul dari perhitungan tersebut diatas. Masih penasaran? Okey kita coba dengan kalimat yang lebih panjang… Kali ini kita coba dengan kalimat HASBUNALLAAHU WA NI’MAL WAKIIL… Kita tulis dulu kalimat lengkapnya, kemudian dipisah-pisah per huruf, lalu letakkan nilai masing2 huruf tepat dibawah huruf yang bersangkutan, kemudian jumlahkan… Hasilnya akan jadi seperti ini:
************************ Senangnya… ternyata banyak juga rekan-rekan yang semangat berlatih HISAB JUMAL (perhitungan nilai huruf menggunakan kaidah abjadiyyah)… Ketelitian merupakan faktor penting disini, oleh karenanya, perhatian dan koreksi dari rekan-rekan sangat dibutuhkan… OK kita lanjut ya lessonnya… Dengan menguasai HISAB JUMAL berarti sudah jalan 50% untuk membuat sebuah wafaq sederhana.. karena hasil dari HISAB JUMAL itu-lah yang akan dijadikan ISI daripada kotak-kotak pada sebuah wafaq. 50% -nya lagi berada pada penguasaan pembuatan kotak wafaq serta tatacara penempatan angka/huruf pada kotak tersebut.. Nah, sekarang silahkan lihat wafaq dibawah ini:
Wafaq diatas adalah salah satu bentuk wafaq standar, dan kita HARUS BISA membuatnya sesuai kaidah yang berlaku… Sekarang fokuskan perhatian HANYA pada kotak-kotak yang berjumlah 3x3 tersebut… hilangkan angka2 didalam kotak tersebut…
Kita akan mempelajari bagaimana menggambar kotak 3x3 seperti diatas sesuai kaidah ilmu wafaq.. Penggambaran garis kotak2 tersebut tidak dapat dilakukan dengan sembarangan, karena ia akan menjadi pondasi awal dari energy yang akan di program kedalamnya.. penggambaran yang asal-asalan dan tidak sesuai kaidah akan mengacaukan ‘pola energy dasar’ dari sebuah wafaq dan seterus-nya akan mengacaukan pola energy wafaq secara keseluruhan.. Ibaratnya kita membuat sebuah perahu, karena tidak mengikuti instruksi, haslnya perahu itu tidak akan stabil ketika dibawa berlayar, mudah goyah, bahkan kebocoran terjadi disana-sini, sampai akhirnya karam tenggelam… Kita mulai ya…. siapkan sebuah pena dan kertas… dalam membuat kotak wafaq 3x3, langkah pertamanya adalah menggambar garis terluar dahulu… baru kemudian membagi kotak2 didalamnya… penggambaran garis dilakukan HARUS dari KIRI KE KANAN, jadi yang diputar2 itu kertasnya.. gambar garisnya tetap searah… KIRI KE KANAN..
gimana..? sudah faham..? mudah kan? Nah, sekarang kita bahas bagaimana cara memasukkan angka/huruf kedalam tabel 3x3 tadi.. Pada awal lesson, kita telah mengerti bahwa wafaq berarti menjadikan sesuatu itu selaras/harmonis.. pada praktek-nya penempatan angka-angka atau huruf-huruf didalam sebuah tabel harus harmonis juga… Perhatikan tabel dibawah ini:
Sekilas tabel tersebut terlihat selaras, karena angka-angkanya ditempatkan berurutan… TETAPI dalam ilmu wafak dasar, tabel 3x3 itu belum selaras… kenapa? Karena kalu kita jumlah angka yang ada didalam kotak baik secara vertical, horizontal maupun diagonal hasilnya akan berbeda-beda… perhatikan gambar dibawah ini:
Nah, tugas kita sekarang adalah bagaimana agar jumlah angka jika dihitung secara horizontal, diagonal maupun vertical SELARAS atau dalam jumlah yang sama.. Setelah kita utak-atik, akhirnya ketemu formasinya, yaitu seperti dibawah ini:
Akhirnya semua angka itu klo dijumlahkan kebawah, kesamping ataupun miring, semua jumlahnya sama yaitu 15. HARAP DIINGAT, untuk penulisan angka yang ada didalam tabel 3x3, HARUS SELALU BERURUTAN penulisannya, dimulai dari angka 1-2-3 dst.. NDAK BOLEH NGACAK… Urutan penulisan-nya seperti pada gambar berikut:
Naaahh udah ketemu deh formasi angka untuk wafaq 3x3 nya. Wafaq 3x3 dengan formasi angka seperti diatas terkenal di dunia Arabic magic sebagai “mutsalats al-ghazaly” karena Imam Ghazaly pernah menciptakan beberapa buku yang menjelaskan tentang wafaq khususnya wafaq 3x3 ini, saya pribadi menyebutnya dengan Rajah Adam Hawa. Kenapa? Karena seluruh angkanya berjumlah 15 sama dengan nilai hisab jumal untuk HAWA (ha kecil=8, wau=6, alif=1 ; total=15), lalu sekarang jika hasil penjumlahan vertical (ataupun horizontal) di jumlahkan kembali seluruhnya, ia akan berjumlah 45 dimana nilai 45 ini selaras dengan nilai hisab jumal ADAM (alif=1, dal=4, mim=40).. dari perhitungan itu juga kita mendapatkan sebuah perspektif baru tentang diciptakannya HAWA dari salah satu rusuk ADAM (45=15x3) interesting isn’t it..? hehe Selain itu, wafaq 3x3 ini juga merepresentasikan keseimbangan dan penyatuan pria dan wanita… coba perhatikan gambar dibawah ini:
Angka genap (feminine) berada di setiap penjuru tabel, angka ganjil (maskulin) berada didalamnya.. sakralitas hubungan pria dan wanita terlihat pada tabel 3x3 diatas.. sama seperti yin-yang, serta penyatuan star tetrahedron dan earth tetrahedron dalam bintang daud… Lebih dalam lagi, tabel wafaq diatas merepresentasikan seorang anak yang ada didalam kandungan ibu nya… angka ganjil ada didalam angka genap… Oleh karenanya, tidak aneh wafaq 3x3 ini kebanyakan dipakai sebagai sarana asihan... karenamemang karakteristik pola energy dasarnya bersifat seperti itu.. Setelah kita menguasai HISAB JUMAL dan TEKNIK MEMBUAT TABEL 3x3 beserta penempatan angka nya, sekarang kita gabungkan 2 sistem itu untuk membuat sebuah WAFAQ A’DADI (wafaq yang berisi angka-angka, hasil dari hisab jumal sebuah nama atau ayat suci) Sebagai contoh, kita ambil isim (nama) ALLAH untuk dijadikan wafaq 3x3. Pertama, kita lakukan hisab jumal pada isim ALLAH (kemarin kan sudah ya.. dan hasilnya adalah 66) setelah dapat hasilnya, berarti kita sudah punya 3 data penting: Hisab jumal isim ALLAH = 66 Jumlah deret kotak yang akan dibuat = 3 Jumlah deret angka pada tabel 3x3 = 15 Supaya tidak lupa, saya munculkan kembali tabel 3x3 nya dibawah ini:
Nah, sekarang saya beri rumusnya untuk memasukkan hasil hisab jumal pada tabel 3x3: Quote: (Jml. deret kotak + hasil hisab jumal – Jml. deret angka pada tabel) / jml. deret kotak Coba kita masukkan angka-angkanya kedalam rumus… (3+66-15)/3 = 54/3 = 18 Hasil dari kalkulasi rumus diatas dijadikan angka pertama untuk dimasukkan kedalam tabel 3x3. Nah, masukkan angka 18 tadi kedalam kotak nomer 1 pada tabel 3x3. Kemudian teruskan dengan angka selanjutnya yaitu 19 masukan kedalam kotak nomer 2 pada tabel 3x3. Dan seterusnya dilakukan berurutan sampai kotak nomer 9 terisi dengan angka 26. Jadinya akan seperti ini:
Kita coba lagi dengan contoh yang lain, kita ambil BASMALAH. Karena sudah di-hisab jumal kemarin, langsung saja kita masukkan kedalam rumus: (3+786-15)/3 = 774/3 = 258 Hasilnya akan seperti ini:
Nah, mulai saat ini anda sudah bisa membuat sebuah WAFAQ A’DADI (wafaq yang berisi angka-angka, hasil dari hisab jumal sebuah nama atau ayat suci). Jika ingin sempurna ada beberapa tambahan lainnya seperti menggambar garis kotaknya dengan aplikasi nama suci atau ayat, menambahkan nama malaikat tertentu dalam penulisannya, men-charge wafaq dengan bacaan tertentu untuk menambah power-nya dll. Insha Allah akan kita bahas kedepannya… Sebuah WAFAQ A’DADI yang sudah jadi, dapat dibawa kemana-mana (misalnya disimpan didalam dompet) jadi tidak perlu risau lagi klo mau masuk WC, atau tempat kotor lainnya, karena metode ini adalah metode para alim zaman dahulu sebagai solusi agar seseorang dapat ber-tabarruk (memohon berkah) melalui kalam / nama suci tanpa harus risau jika masuk ketempat kotor / terhina-kan. Para alim menyamarkan kalam suci tersebut menjadi kode-kode angka yang terhubung dengan pola energy aslinya, sehingga energy dari kalam suci tetap akan menyertai si pemakai... *************************** Setelah beberapa kali praktek membuat sebuah wafaq a’dadi 3x3, anda mungkin merasa begitu mudah-nya tinggal menghitung dgn hisab jumal, kalkulasi rumus, kmudian membuat tabel dan memasukkan angka2 nya.. Sekarang kalau kasusnya begini, buat sebuah wafaq a’dadi 3x3 dari isim Muhammad. Pasti anda langsung melakukan hisab jumal pada isim Muhammad, dan hasilnya adalah 92. Ketika masuk kedalam kalkulasi rumus anda mungkin sedikit bingung, karena ada yang aneh disitu.. coba kita masuk ke rumus (3+92-15)/3 = 80/3 = 26,67 Nah lo! Kok hasilnya koma?! Gimana masukin angka ke tabelnya?? Hehe Coba klo kita masukkan angka 26 kedalam kotak, ga perlu masukin koma nya.. hasilnya jadi begini:
Setelah dihitung, ternyata jumlahnya 90, bukan 92… brarti salah dong ya.. Nah, untuk membenarkannya, saya beri rumus baru, yaitu: Quote: ((jml. Deret angka X jml. Deret angka) – (nilai sisa X jumlah deret angka)) +1 Nilai sisa adalah, hasil perbedaan dari tabel error tadi ke tabel yang seharusnya… tabel error tadi kan menghasilkan nilai 90.. sedangkan yang diminta adalah 92.. jadi 90-92=2 jadi aplikasi rumusnya adalah: ((3 X 3) – (2 X (3)) +1 =(9-6)+1 = 4 4 ini kita sebut sebagai JUMP NUMBER.. yaitu nomer kotak dimana nilai didalamnya HARUS ditambah 1. Perhatikan wafaq 3x3 isim Muhammad berikut:
Jadi di kolom ber-nomor 4 itulah angka yang seharusnya bernilai 29, ditambah 1, menjadi 30. Untuk kotak selanjutnya tidak perlu ditambah satu… Begitu… silahkan dipraktekkan dahulu... mudah-mudahan dimengerti… *************************** Berbekal materi sebelumnya, kita sudah bisa membuat wafaq dasar 3x3, sekarang, kita naikkan level wafaqnya dengan variasi-variasi yang tentunya akan menambah power yang akan dibawanya… Kalau kita lihat contoh gambar wafaq yg pertama dipost-kan:
Si pembuat wafaq tersebut menggunakan kalimat tertentu untuk menggambarkan garis luar wafaqnya, dan kalimat tersebut adalah: قوله الحق وله الملك “Sabda-Nya adalah HAQ dan hanya bagi-Nya lah Kekuasaan” Kalimat tersebut sangat mayshur dikalangan ahli wafaq, karena polanya merupakan pola perintah MUTLAK menggunakan nama dan atau kalimat suci yang dating dari-Nya. Kita bisa menggambarkan garis2 pada wafaq dengan nama, ayat atau kalimat tertentu yang memiliki faidah dan fadilah tertentu.. Misalnya menggabungkan kalimat diatas dengan basmalah.. bentuknya akan seperti ini:
Selain itu, kita juga bisa membuat garis2 wafaq menggunakan huruf2 abjadiyyah yang memiliki karakter tertentu… hal ini dilakukan untuk memfokuskan energy yang akan dibentuk sesuai dengan karakter huruf abjadiyyahnya… Dalam ilmu huruf, setiap huruf memiliki salah satu sifat dari 4 sifat elemen semesta… 4 elemen tersebut adalah: API, UDARA, AIR, TANAH. Nah, sebagai seorang ahli wafaq, ia harus menguasai pembagian huruf abjadiyyah dan juga penggunaan abjadiyyah tersebut sesuai dengan elemennya masing-masing.. Seperti teknik mengetahui nilai tiap huruf abjadiyyah yang saya kemukakan diatas, kita tidak perlu mengingat nilai tiap hurufnya,, karena akan makan banyak waktu pasti… cukup kita ingat urutan dan bunyi hurufnya saja… seperti yang dinyanyikan oleh anak2 di file mp3 diatas… setelah itu klo sudah hafal, kita buat chart-nya dengan nilai 1,2,3,4 dst sampai 1000 setelah selesai baru diisikan diatas setiap angka tadi huruf yang bersangkutan… ini memudahkan kita dalam menghafal.. lama kelamaan pasti hafal klo sering di praktekkan… Bergitu juga dengan teknik mengetahui elemen tiap huruf, pertama-tama buat sebuah kotak yang terbagi menjadi 8 kotak kebawah dan 4 kotak kesamping. Kemudian, tuliskan dari sisi paling kiri berurutan ke sisi yang kanan, API (naariyyun) – UDARA (hawaa-iyyun) – AIR (maa-iyyun) – TANAH (turaabiyyun) Setelah itu isi secara berurutan kaidah abjadiyyah pada kotak dibawahnya mulai dari kotak paling kanan, sampai seluruh kotak habis terisi.. maka jadinya akan seperti ini:
Sekarang kita sudah mengetahui unsur elemen pada tiap tiap huruf.. JADI, bagi seorang ahli wafaq, tidak ada istilah tidak tahu berapa nilai tiap huruf atau apa elemen tiap huruf itu, kalaupun ia tidak hafal, ia dapat merumuskannya, hanya butuh pensil dan secarik kertas! Sekarang bagaimana mengaplikasikan masing2 huruf elemen itu kedalam sebuah wafaq? Dari tabel diatas, kita mengetahui bahwa: Huruf-huruf yang ber-unsur api adalah :: alif, ha besar , tho, mim, fa, syin, dza Huruf-huruf yang ber-unsur udara adalah :: ba, wawu, ya, nun, shad, ta, dlo. Huruf-huruf yang ber-unsur air adalah :: jim, zay, kaf, sin, qaf, tsa, zho. Huruf-huruf yang ber-unsur tanah adalah :: dal, ha kecil, lam, 'ain, ro, kho, ghain. Nah aplikasinya, sambungkan huruf-huruf tersebut dan buat kotaknya dari huruf-huruf tadi.. jadinya akan seperti ini : ABJAD UNSUR API
ABJAD UNSUR UDARA
ABJAD UNSUR AIR
ABJAD UNSUR TANAH
Selain huruf elemen ternyata peletakan angka pada kotak juga berhubungan dengan karakter elemen tadi, dengan teknik peletakan angka yang berbeda maka akan dihasilkan karakter elemen yang berbeda pula.. jika kedua teknik ini digabungkan maka kekuatan elemen akan menjadi lebih kuat lagi…! Berikut ini adalah teknik peletakan angka yang berbeda untuk masing-masing elemen:
Dan berikut ini adalah contoh penggabungan teknik huruf elemen api sebagai kotak wafaq dan peletakan angka dalam tabel untuk membentuk karakter elemen api:
Penggabungan kedua teknik diatas akan memperkuat pancaran karakter elemen tertentu, dengan teknik tersebut kita dapat memfokuskan energy tertentu untuk keperluan tertentu.. Kombinasi diatas akan menjadi ‘saluran’ / ‘wadah’ terbentuknya energy elemental… Elemen Api melambangkan semangat, gairah, energy, kekuatan. Penggunaan elemen api biasa dipakai untuk peningkatan energy, empowering, mempengaruhi fikiran, membuat konflik, kewibawaan, kepemimpinan dll Elemen Udara melambangkan komunikasi, ide-ide baru, fikiran logis, sosial. Penggunaan elemen udara biasa dipakai untuk mereka yang bermasalah dengan komunikasi, penyembuhan penyakit paru-paru, kecerdasan, dll Elemen Air melambangkan kedamaian, meditative, kesadaran, emosi. Penggunaan elemen air biasa dipakai untuk penyembuhan, kasih sayang, memberi kedamaian, kerukunan, penyeimbangan mental-emosional, memperkuat intuisi, mahabbah, dll Elemen Tanah / Bumi melambangkan stabilitas, dimensi fisik, manifestasi. Penggunaan elemen tanah biasa dipakai untuk kesabaran, kebijaksanaan, ‘membungkam’ orang dll Untuk lebih mempertegas karakter tiap elemen, lakukan penulisan menghadap kearah yang telah ditentukan: Elemen API menghadap ke TIMUR Elemen UDARA menghadap ke BARAT Elemen AIR menghadap ke UTARA Elemen BUMI/TANAH menghadap ke SELATAN Untuk arah menghadap dalam menuliskan wafaq perlu disesuaikan dengan hari nya: Hari minggu jangan menghadap ke barat Hari senin jangan menghadap ke barat Hari selasa jangan menghadap ke timur Hari rabu jangan menghadap ke barat Hari kamis jangan menghadap ke timur Hari jumat jangan menghadap ke timur Hari sabtu jangan menghadap ke timur Sebagai contoh praktek, misalkan si A sakit hingga panas tinggi, kita ingin mencoba mengobatinya dengan wafaq, maka kita akan mulai dengan memilih wafaq yang sesuai dengan kebutuhan.. dalam kasus ini kita memilih asma-Nya yaitu ‘Asy-Syaafiyu’ (Maha Penyembuh), lakukan hisab jumal, masukan ke rumus, kemudian mulai menulis tabel wafaq menggunakan huruf elemen air dengan menghadap ke arah utara, setelah tabelnya jadi, masukkan angka hasil hisab jumal dan rumus kedalam tabel dengan kaidah elemen air juga.. setelah jadi, rubah arah menghadap kita menjadi arah kiblat, kemudian dekatkan wafaq ke mulut, dan wiridkan “Yaa Syaafii” 391 kali atau kelipatannya.. setiap selesai 100 kali berdoa memohon kesembuhan untuk si sakit doanya bebas.. doanya boleh diulang 3 kali sebagai bentuk kesungguhan.. setelah selesai, kita akan merasakan perbedaan pada wafaq… seperti hidup… berenergy…! Lalu kemudian wafaq bisa dibasuh dengan air dan airnya diminumkan atau dipakai mandi…

Rabu, 20 April 2016

DOA PENGAWAL 1000 MALAIKAT


Banyak cara Untuk Mencari Pengawal Goib, Seperti Pengawal Seribu Malaikat, Pengawal Atau Jin Pendamping Dan Sebagai Nya,  Nah disini Kita akan Membahas amalan Pengawal Seribu Malaikat.
Guna amalan Pengawal Seribu Malaikat ini adalah Memiliki pengawal 1000 malaikat pelindung dari Berbagai serangan Musuh Yang Zalim, Anda Berminat Dengan amalan Pengawal Seribu Malaikat ini?.. Ikuti Caranya Berikut ini  :

Bacalah do’a di bawah ini >> Dibaca 7 Kali Setiap Selaesai Sholat lima waktu

AIlahumma ma’ allaahi naashirun a’daa – un sarhun Qadirun aamiinun ya rabbal aalamiin, washallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa-aalihi washahbihi ajma’iin birahmatika ya arhamar-rahimiin      

Insya allah Setiap yang mengamalkan Doa amalan Pengawal Seribu Malaikat akan terjaga dan dilindungi dari gangguan yang tidak kita ingin kan !...

DOA PENGUSIR JIN


Berdasarkan kisah di dalam Al-Quran, jin juga telah membuat Nabi Ayyub menjadi sangat menderita di masa lalu dan melalui pembacaaan doa-doa permohonan yang terus -menerus (yang akan kami jelaskan berikut). Nabi Ayyub berhasil menyelamatkan dirinya dari penindasan setan dari kalangan jin yang berlangsung terus-menerus ini.

Ayat Kursi (Al-Baqarah:255) dan Qul A’udzu (Katakan: Aku berlindung, [dalam surat al-Falaq dan an-Nas]) telah menyediakan sarana bagi umat Islam untuk mengangkat ruh mereka ke tingkat-tingkat kesadaran yang lebih tinggi sehingga mereka dapat dengan mudah melindungi diri mereka dari gangguan Jin.

DOA MOHON PERLINDUNGAN

رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ | رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِوَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ | وَحِفْظاً مِّن كُلِّ شَيْطَانٍ مَّارِدٍ

Rabbi Annii Massaniya as-SYaithoonu binusybin Wa Adaba, Rabbi A’udzu bika min Hamazaati-s-Syayaathiini, Wa A’udzu bika Rabbi an Yakhdurun. Wa khifzhon min kulli Syaithoonin Maarid. (Q.S. Shaad:41; al-Mu’minuun:97-98; Shaffaat:7)

Artinya :
“Sesungguhnya, aku diganggu setan dengan penuh ketidaknyamanan dan penderitaan!(41). Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan-setan(97). Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku(98)…dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap setan yang paling durhaka.

Efek jika doa ini diarahkan pada orang-orang yang berada dalam pengaruh kuat jin

Jika Anda membaca doa permohonan ini pada orang-orang yang berada di bawah pengaruh setan , maka akan Anda lihat kemudian jin-jin yang mengontrol mereka tidak punya pilihan lain selain menghindar dan menjauh .

Jika tidak, orang yang terlibat (dikuasai jin) itu akan menjadi basah kuyup oleh derasnya keringat yang bercucuran, merasa tidak nyaman dan sangat menderita dan dia akan kehilangan kekuatan artikulasi (pengucapan). Pada saat dia hendak berbicara, dia malah akan berkomat-kamit menggumamkan kata-kata yang tidak jelas atau tidak ada maknanya sama sekali.

Cara menyembuhkan orang yang kerasukan jin

Jika niatnya adalah untuk memohon perlindungan bagi orang yang kerasukan jin itu dan yang berada di bawah pengaruh kuat jin, maka pembacaan doa permohonan ini yang telah disebutkan dalam al-Quran terhadap yang kerasukan itu dilakukan oleh beberapa orang shaleh yang duduk melingkar di sekelilingnya dan membacanya secara simultan (serentak) sebanyak mungkin kali adalah sangat dianjurkan. Jika mungkin, dianjurkan juga melanjutkan pembacaan doa seperti ini 3 kali setiap hari.

Efek pembacaan doa ini jika diarahkan terhadap diri sendiri

Jika seseorang membaca doa ini untuk kepentingan melindungi diri sendiri, maka setelah mendzikirkannya/membacanya sebanyak puluhan kali bahkan lebih (sebanyak dan semampunya), dia kemudian akan menjadi sangat tegang dan merasakan suhu tubuhnya naik. Selanjutnya, dia merasa sangat mengantuk, dan sebagai akibatnya, dia menghentikan dzikirnya jika tidak kuat menahan godaan.

Atau ada kemungkinan lain, seperti dia akan menampilkan tindakan-tindakan liar dan kasar. Ini karena dia berada dalam pengaruh jin yang mengirim impuls-impuls (rangsangan untuk bertindak) ke otaknya dan menghendaki dia agar berhenti membaca doa sehingga dia akan menghentikan tindakan ini sepenuhnya.

Namun, jika orang ini tetap terus bisa menyadarkan dirinya dan meneruskan doanya, semua pengaruh (jin) ini akan berkurang dan orang itu akan merasa rileks, jadikan amalan rutin hingga gangguan jin itu hilang sama sekali.

ini sekadar salah satu metode ruqyah. Rekan-rekan bisa juga menggunakan teknik dan amalan lain yang juga dicontohkan Rasulullah :) pilihkan amalan walau sedikit yang penting membaca/mengamalkannya secara istiqamah